Bola  

Remaja Bayern Munich Pewaris Takhta Luka Modric, Lovro Zvonarek

Remaja Bayern Munich Pewaris Takhta Luka Modric, Lovro Zvonarek
Remaja Bayern Munich Pewaris Takhta Luka Modric, Lovro Zvonarek

IOGBOLA.com – Gelandang serang 17 tahun Lovro Zvonarek akan tiba di Jerman musim panas nanti usai menjadi pemain termuda yang pernah mengapteni klub kasta tertinggi di Eropa

For more on the world’s best young ballers, follow NXGN on Instagram, Twitter and TikTok.

Ketika Kroasia tiba di Piala Dunia 2022, mereka akan hadir sebagai finalis patah hati edisi sebelumnya, tetapi tim mereka akan terlihat sangat berbeda.

Usai sudah era nama-nama seperti Ivan Rakitic, Mario Mandzukic, dan Danijel Subasic, dan meski Luka Modric, Ivan Perisic, dan Mateo Kovacic masih ada, tim nasional mereka tengah bersiap menyambut era baru.

Semua mata otomatis tertuju pada Dinamo Zagreb, dengan klub tersukses Kroasia itu sudah biasa memangku tanggung jawab menelurkan pemain-pemain muda paling berbakat lewat akademi mereka.

Josko Gvardiol (yang diincar Chelsea), Josip Brekalo, dan Borna Sosa contohnya, dan kemungkinan besar mereka bakal menjadi nama-nama pertama yang dipanggil timnas Kroasia sampai tahun-tahun ke depan, tetapi saat ini bukan cuma Dinamo Zagreb saja yang mampu memproduksi pemain elite untuk The Vatreni.

Bahkan, mungkin remaja terbaik yang masih berada di Kroasia saat ini adalah gelandang serang Slaven Belupo, yakni Lovro Zvonarek – meski sepertinya dia sudah memainkan laga klub terakhir di tanah airnya.

Pada September 2021, Bayern Munich mengumumkan bahwa mereka sudah merekrut Zvonarek. Kampiun Bundesliga Jerman itu sepakat membayar €2 juta untuk mendatangkan youngster tersebut ke Bavaria di musim panas 2022.

Dan Bayern boleh senang dengan progres Zvonarek di musim penuh pertamanya di sepakbola kasta tertinggi, karena dia langganan masuk susunan tim asuhan Zoran Zekic meski ada sedikit masalah cedera.

Saking bagusnya bocah 17 tahun ini, dia bahkan dipercayai mengenakan ban kapten di pekan-pekan terakhir musim ini.

“Saya tidak memberinya [ban kapten] untuk lucu-lucuan – dia pantas mendapatkannya,” kata bos Slaven, Zekic, kepada GOAL. “Progresnya luar biasa.”

“Saya bicara sama Goran Paracki, yang berusia 35 tahun dan kapten sebelum Lovro. Saya bilang padanya, menurut saya ini waktu yang tepat buat Lovro, bahwa dia harus mengenakan ban kapten, karena dia pantas. Dia membalas bahwa itu ide fantastis. Itu saja sudah cukup.”

Keputusan untuk menunjuk Zvonarek jadi pemimpin klub yang telah dia bela sejak 11 tahun juga memecahkan sebuah rekor.

Berusia 16 tahun 351 hari, bocah belia itu menjadi pemain termuda yang pernah mengapteni sebuah tim kasta tertinggi Eropa, mengalahkan rekor yang sebelumnya dipegang bek Brentford, Kristoffer Ajer, saat dia masih membela IK Start di tanah airnya Norwegia.

Namun ini bukan pertama kalinya Zvonarek mencatatkan sejarah di karier profesionalnya yang masih seumur jagung.

Di penampilan keduanya buat Slaven, dan di hari terakhir musim 2020/21 ketika klub asal Koprivnica itu masih belum aman dari degradasi, dia menjebol gawang NK Varazdin untuk memastikan klub masa kecilnya itu bertahan di divisi utama.

Hanya dua pekan setelah ulang tahunnya yang ke-16, dia adalah pencetak gol termuda di Prva HNL (Liga Kroasia), mengalahkan rekor eks-bintang Barcelona dan AC Milan, Alen Halilovic.

Dia lalu menambahkan tiga gol ekstra dalam 20 penampilan musim ini, dan, meski baru saja berulang tahun ke-17 8 Mei kemarin, merupakan kontributor kunci di klub yang lagi-lagi nyaris degradasi di 2021/22.

Dia menjalin duet impresif bersama sang topskor, Ivan Krstanovic, 39 tahun, sehingga jelas bahwa si bocah remaja itu tidak terpana di hadapan seorang senior yang 22 tahun lebih tua darinya.

“Saya merasa tenang,” katanya kepada Sportske Novosti. “Di ruang ganti, saya tidak merasa sebagai yang termuda sama sekali. Perbedaan usia tak pernah dibahas, dan kami adalah kelompok yang hebat.”

Cukup kentara bahwa kedewasaan dan mentalitasnya mumpuni untuk tampil di level yang lebih tinggi, tapi apakah talenta Zvonarek mendukung?

Dengan tinggi badan 180 cm, dia terhitung cukup jangkung untuk seorang No. 10, tetapi bisa menggunakan fisiknya untuk menusuk ke depan dan menguji pertahanan lawan, sembari memiliki jangkauan umpan yang hebat.

“Kami memasangnya di berbagai posisi berbeda supaya dia siap bermain di liga yang lebih baik,” jelas Zekic. “Tahun ini dia sering bermain sebagai No. 10, tetapi dia bisa mengisi posisi mana pun. Kami juga menjajalnya di tengah, bahkan sebagai second striker.”

“Dia bergerak dengan sangat apik tanpa bola, tetapi dengan bola sekalipun dia tetap tahu harus apa. Timing umpannya luar biasa dan selalu bermain secara vertikal.”

“Saya kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan Lovro. Dia sangat berbakat dan cerdas, luar biasa profesional, dan memahami segalanya dengan apik.”

Meski agak berbeda, perbandingan dengan Modric rasanya tak terhindarkan, dan Zvonarek setidaknya diharapkan bisa menjadi pemimpin di tim nasional sebagaimana megabintang Real Madrid itu memimpin The Vatreni selama satu dekade terakhir.

Demi mencapainya, dia akan harus menjaga progres perkembangannya di Munich, di mana dia diprediksi bakal bermain untuk tim B Bayern di kasta keempat sepakbola Jerman di tahun pertamanya di Die Roten.

“Dia memilih klub hebat,” kata Zekic. “Mungkin dia belum siap buat tim utama, tetapi dia pasti akan siap dalam satu atau dua tahun.”

“Saya sebenarnya berharap dia bisa bertahan di sini satu tahun lagi, tetapi tentu saja itu terserah Bayern [untuk mengizinkannya kembali dalam kesepakatan peminjaman].”

Terlepas dari di mana Zvonarek merumput di musim 2022/23, dia sudah memiliki fondasi untuk menjadi pentolan generasi baru Kroasia.

Jika dia mampu mencapai level yang serupa dengan para pendahulunya, maka pembelian Bayern seharga €2 juta akan dikenang sebagai salah satu pembelian terbaik yang pernah ada.